Sabtu, 09 Juni 2012

lumut


Morfologi dan Anatomi Lumut Kelas Bryopsida
Perbedaan lumut ini dengan lumut hati adalah karena daun – daun terletak pada semua sisi sumbu utama sehingga disebutlah sebagai lumut daun.
Gametofit terdiri dari :
  • Protonema (benang yang bercabang banyak)
  • Gametofora (batang dengan daun yang mengelilinginya)
Protonema
Protonema bryopsida dibedakan menjadi 3, yaitu :
  • Protonema primer, berasal dari perkembangan spora dan bersifat haploid.
  • Protonema sekunder, berasal dari jaringan vegetatif tumbuhan lumut ataupun dari perkembangan protonema primer.
  • Protonema tersier yaitu bila berasal dari perkembangan protonema sekunder.
Semua protonema kaya akan kloroplas sehingga disebut dengan kloronema. Pada umumnya protonema berumur pendek karena akan segera membetuk banyak cabang hingga terbentuk tumbuhan lumut berdaun yang baru.
Gametofora
Gametofora umumnya terdiri atas batang, daun, dan risoid.
A. Batang
Panjang batang bervariasi begitu pula dengan bentuk batang : bentuk bulat, sedikit bersegitiga, bulat panjang, dan segi banyak. Pada umumnya batang tumbuh tegak, namun tetap ada pembagian batang berdasar cara tumbuhnya, yaitu:
  • Tegak (ortotrop) : pertumbuhan terbatas (acrocarp).
  • Mendatar (plagiotrop) : pertumbuhan tak terbatas (pleurocarp).
Umumnya anatomi batang lumut ini adalah :
  • Epidermis dengan sel – sel panjang dan berdinding tebal
  • Korteks, berupa jaringan parenkimatis dengan rongga antar sel
  • Silinder pusat
B. Daun
Umumnya terdiri dari 1 lapis sel, namun untuk ibu tulang daun/costa umumnya tersusun oleh beberapa lapis sel. Ukuran daun bervariasi. Sisi daun yang agak cekung dinamakan dengan sisi dalam (sisi ventral), sisi aksial disebut sisi bawah (sisi dorsal). Terdapat 3 susunan daun pada batang, yaitu:
  • Daun bawah, pada bagian basal batang
  • Daun tajuk tumbuhan (leaf blad), daun biasa
  • Daun atas, melindungi alat kelamin disebut daun perichaetal.
Kedudukan daun pada batang selalu spiral.
C. Gametangium
Androsium (kelamin jantan) terdiri dari beberapa anteridia yang dikelilingi oleh daun – daun perigonium dan parafisa. Sedangkan Ginaesium (kelamin betina) terdiri dari beberapa arkegonia yang dikelilingi daun – daun perichaetium. Di dalam perut Ginaesium terdapat sel telur.
D. Sporofit
Sporofit terdiri atas kaki, seta, dan kapsul. Kaki berfungsi sebagai haustorium (struktur pengambil zat – zat makanan). Pada kapsul (theca) terdapat spora, dan pada lubang bagian atas kotak spora dinamakan stoma dan disekitarnya terdapat gigi – gigi peristoma. Peristoma merupakan tonjolan yang berupa gigi atau rambut. Pada peristom yang terdiri atas 2 baris dibedakan eksostom (gigi luar) dan endostom (gigi dalam).
Berdasarkan ada tidaknya gigi teristoma :
  1. Clistocarpi : tidak mempunyai peristoma
  2. Stegocarpi : mempunyai peristoma
Gigi peristoma dapat bergerak secara higroskopis dengan gerakan menutup apabila udara lembab (sedikit angin untuk menerbangkan spora) dan gerakan membuka apabila udara kering (banyak angin untuk menerbangkan spora). Bagian antara kotak spora dan tutup kapsul (operculum) disebut dengan anulus (cincin). Pada jenis tertentu operculum tidak dijumpai.
E. Spora
Umumnya spora berupa sel tunggal dengan ukuran 1µ hingga 200µ, dan rata – rata 10-20 µ. Bentuk spora bermacam – macam : bulat, bulat memanjang, seperti ginjal, tetrahedris, dll. Dinding spora (sporodermis) terdiri atas :
  • Lapisan dinding luar : eksospor (exine) yang terbuat dari chitine, berwarna kuning cokelat dengan penabalan hyalin.
  • Lapisan dinding dalam : endospor (intine) yang terbuat dari selulose.
Perbedaan spora dengan pollen adalah pada tanggung jawabnya genetiknya untuk melakukan pembuahan. Spora tidak bertanggung jawab sedangkan pollen bertanggung jawab.




Morfologi dan Anatomi Lumut Kelas Anthocerotopsida

Lumut kelas ini dahulu pernah bernama lumut hati bertanduk karena masih termasuk dalam golongan lumut hati. Namun pada akhirnya diketahui bahwa baik gametofit maupun sporofit dari lumut ini berbeda dengan golongan lumut hati.

Gametofit

Gametofit dari lumut ini berbetuk cakram, bersifat dorsiventral (dapat dibedakan antara bagian dorsal/punggung dan ventral/perut )dan tidak memiliki sisik. Di sini dijumpai adanya risoid yang halus seperti rambut. Jaringan penyusun talus bersifat homogen, memiliki kloroplas dengan pyrenoid besar di mana di dalam pirenoid terdapat beberapa granula. Organ seks tertanam pada jaringan gametofit di sisi dorsal. Pada bagian ventral gametofit dijumpai adanya stoma.

Sporofit

Sporofit kelas anthocerotopsida hanya terdiri atas kaki dan kapsul, dengan kata lain tidak memiliki seta di mana bentuk kapsul adalah silinder dengan panjang beberapa sentimeter. Pengamatan irisan melintang kapsul menunjukkan adanya kelompok sel – sel steril di tengah – tengah yang disebut kolumela. Kolumela dikelilingi oleh silinder berongga yang berisi elatera dan spora yang biasanya berupa tetra spora. Struktur elatera memanjang ke seluruh bagian kapsul. Di sebelah luar kapsul terdapat sel – sel epidermis (dinding kapsul), dan umumnya terdapat stomata. Sporofit tidak bertangkai dan mempunyai bentuk seperti tanduk, inilah yang membedakannya dengan sporofit kelas hepaticopsida.

Klasifikasi

Terdapat 1 Ordo dalam kelas ini, yaitu Anthocerotales yang kemudian terbagi lagi menjadi 2 suku, antara lain :
  • Anthocerotaceae, memiliki sporofit di tengah kapsul dengan contoh spesies yang posisi sporogoniumnya tegak.
  • Notothylaceae, memiliki sporofit di tepi kapsul dengan contoh spesies yang posisi sporogoniumnya mendatar.







LUMUT TANDUK 

Lumut tanduk merupakan kelompok kecil yang berkerabat dengan byophyta lainnya tetapi cukup berbeda untuk memisahkannya dalam kelas tersendiri yang mencakup kira-kira 300 spesies. Genus yang paling dikenal ialah Anthoceros, dan spesies-spesiesnya agak umum dijumpai di tepi sungai atau danau dan acapkali disepanjang selokan, tepi jalan yang basah atau lembab. Tubuh utama adalah gametofitnya yang berwarna biru gelap, berlekuk-lekuk dan bentuknya agak bulat. Sel-selnya biasanya mengandung satu kloroplas yang besar yang mencakup pirenoid, yang diduga ada persamaan dengan pirenoid algae tertentu. Sporofit biasanya kapsul berbentuk silinder yang berbentuk bulir dengan panjang beberapa sentimeter, dan kadang-kadang sampai 5-6 cm. pangkal sporofit dibentuk dengan selubung dari jaringan gametofit. Dasar kapsul meluas arah ke bawah sebagai kaki, suatu organ yang melekat dan menyerap, terbena  dalam-dalam di dalam jaringan talusnya. Dalam beberapa segi, struktur kapsul Anthoceros menyerupai kapsul lumut sejati.
Stuktur kapsul Anthoceros dalam beberapa segi menyerupai kapsul tumbuhan lumut, suatu kondisi yang dianggap sebagai suatu contoh untuk evolusi konvergen. Irisan melintang melalui kapsul menunjukan kelompok sel-sel steril, yaitu kolumnela, di tengah-tengah. Sekeliling kolumner terdapat silinder berongga yang berisi elater dan tetrad spor-spora. Kedua struktur ini secara vertical memanjang ke seluruh kapsul. Di luar ada zona sel-sel steril yang terlinung oleh epidermis diselingi oleh stomata yang sama dengan stomata pada tumbuhan berpembuluh. Adanya kloroplas dalam sel-sel daerah steril tadi menyebabkan sporofit matang hampir seluruhnya tidak bergantung pada gametofit akan bahan makanan, meskipun masih memerlukan air dan mineral dari gametofit. Bila menjadi matang, dinding kapsul membelah menjadi dua katup dan spora-spora dilepaskannya.
Setelah beberapa saat tumbuh, kapsul itu memanjang karena aktivitas daerah meristematik di dasarnya. Zona ini menghasilkan semua macam sel yang terdapat dalam kapsul matang jaringan steril dan jaringan penghasil spora. Jadi, selagi spora-spora itu menjadi masak dan ditenaskan dari bagian atas kapsul, maka spora-spora baru terus menerus dihasilkan di bawahnya. Pada beberapa spesies, kapsulnya terus tumbuh dan membentuk spora-spora baru selama gametofit itu hidup.
Bangsa ini hanya memuat beberapa marga yang biasanya dimasukan dalam satu suku saja yaitu suku Anthocerotae. Berlainan dengan golonan lumut hati lainnya, sporogonium Anthocerothales mempunyai susunan dalam yang lebih rumit.
Gametofit mempunyai talus yang berbentuk cakram dengan tepi bertoreh, biasanya melekat pada tanah dengan perantara rizoid-rizoid. Susunan talusnya masih sederhana. Sel-selnya hanya mempunyai satu kloroplas dengan satu pirenoid yang besar, hingga mengingatkan kita pada koloroplas sel-sel gangang. Pada sisi bawah talus terdapat stoma dengan dua sel penutup yang berbentuk ginjal. Stoma itu kemudian hampir selalu terisi dengan lender.
 Beberapa anterodium terkumpul dalam satu lekukan pada sisi atas talus, demikian pula arkogeniumnya. Zigo mula-mula membelah menjadi dua sel dengan satu dinding pemisah melintang. Sel yang diats terus membelah-belah dan merupakan sporogonium, yang bawah membelah-belah merupakan kaki sporogonium. Sel-sel yang mempunyai kaki sporogonium. Berbentuk sebagai rizoid, melekat pada talus gametofitnya.
 Bagi sporogonium, kaki itu berfungsi sebagai alat penghisap (Haustorium). Sporogonium tidak bertangkai, mempunyai bentuk seperti tanduk, panjangnya 10-15 cm. jika telah masak pecah seperti buah polongan. Sepanjang poros bujurnya terdapat jaringan yang terdiri dari beberapa deretan sel-sel mandul yang dinamakan kolumela. Kolume itu diselubungi oleh jaringan yang diselubungi oleh jaringan yang akan mengasilkan spora, yang disebut arkespora. Selain spora, arkespora juga menghasilkan sel-sel mandul yang dinamakan elatera.
 Berbeda dengan lumut hati lainnya masaknya kapsul spora pada sporogonium itu tidak bersama-sama, akan tetapi dimulai dari atas dan berturut-turut sampai pada bagian bawahnya. Dinding sporogoni yang mempunyai stomata dengan dua sel penutup dan selain itu sel-selnya mengandung koloroplas.
Anthocerothales hanya terdiri dari satu suku yaitu suku Anthocerotaceae, yang mencakup antara lain Anthoceros leavis, A. fusiformis, Notothylus valvata. Mempunyai gametofit lumut hati; perbedaannya adalah terletak pada sporofit lumut ini mempunyai kapsul memanjang yang tumbuh seperti tanduk dari gametofit, masing – masing mempunyai kloroplas tunggal yang berukuran besar, lebih besar dari kebanyakan tumbuhan lumut.Contoh lumut tanduk adalah anthoceros laevis.
 Hornworts adalah sekelompok bryophytes, atau non-vascular plants, yang terdiri dari divisi Anthocerotophyta. Nama umum yang merujuk kepada elongated seperti tanduk-struktur, yang merupakan sporophyte. The flattened, tanaman hijau isi hornwort adalah gametophyte tanaman. Hornworts dapat ditemukan di seluruh dunia, namun mereka cenderung hanya tumbuh di tempat-tempat yang lembab atau lembab.
Beberapa jenis tumbuh dalam jumlah besar sebagai perkabungan kecil di kebun dan tanah yang diolah bidang. Besar tropis dan sub-tropis jenis Dendroceros dapat ditemukan tumbuh di kulit pohon.

  











PERANAN LUMUT

Sebenarnya apakah peranan lumut bagi kehidupan kita? Sepintas kita melihat lumut seperti tidak ada manfaatnya bagi kehidupan kita. Terlebihlebih jika lumut tumbuh di kamar mandi atau di tembok-tembok rumah yang dapat menyebabkan pemandangan menjadi tak sedap. Sebenarnya
lumut pun ada manfaatnya, ada suatu market substansiil yang mengumpulkan lumut dari yang liar. Penggunaan lumut tetap utuh terutama di florist trade dan untuk dekorasi rumah.

Lumut jenis Sphagnum juga komponen utama bahan bakar, yang mana ditambang untuk penggunaan sebagai bahan bakar, sebagai aditip lahan perkebunan, dan jelai bertunas dikeringkan pada pemroduksian Scotch Whisky.Sphagnum, biasanya jenis cristatum dan subnitens, dipanen selagi masih bertumbuh dan dikeringkan digunakan di kamar anak anak dan hortikultura sebagai medium pertumbuhan.

Lumut yang hidup di atas batu-batuan lama kelamaan akan menyebabkan
batu hancur menjadi tanah karena rizoidnya dapat menembus permukaan batuan tersebut. Selanjutnya, secara bertahap akan membentuk tanah yang baru sebagai tempat untuk tumbuh tanaman lainnya, karena inilah lumut disebut sebagai vegetasi perintis.

Lumut yang hidup di hutan-hutan atau di atas permukaan tanah dapat
mencegah erosi, mengurangi bahaya banjir, dan mampu menyerap air sehingga
dapat menyediakan air pada musim kemarau. Lumut yang sudah mati pun dapat dimanfaatkan menjadi penambat zat organik dalam tanah sehingga tanah tersebut akan menjadi subur dan cocok untuk tumbuhan lainnya.
Beberapa jenis lumut sudah dapat dimanfaatkan, misalnya Marchantia
sebagai obat penyakit hati, Sphagnum sebagai bahan pembalut dan sumber bahan bakar.

Peran tumbuhan lumut dalam ekosistem

Tumbuhan lumut memiliki peran dalam ekosistem sebagai penyedia oksigen, penyimpan air (karena sifat selnya yang menyerupai spons), dan sebagai penyerap polutan.
Tumbuhan ini juga dikenal sebagai tumbuhan perintis, mampu hidup di lingkungan yang kurang disukai tumbuhan pada umumnya.
Beberapa tumbuhan lumut dimanfaatkan sebagai ornamen tata ruang. Beberapa spesies Sphagnum dapat digunakan sebagai obat kulit dan mata.
Tumbuhan lumut yang tumbuh di lantai hutan hujan membantu menahan erosi, mengurangi bahaya banjir, dan mampu menyerap air pada musim kemarau.
 Ciri – Ciri Tubuh
a. Sel – sel penyusun tubuhnya telah memiliki dinding sel yang terdiri dari selulosa.
b. Pada semua tumbuhan yang tergolong lumut terdapat persamaan bentuk susunan     gametangiumnya(anteredium ,maupun arkegonium)terutama susunan arkegoniumnya, mempunyai susunan yang khas yang sering kita jumpai pada tumbuhan paku(pteridophyta).
c. Batang dan daun pada tumbuhan lumut yang tegak memiliki susunan yang berbeda – beda, jika batangnya dilihat secara melintang tampak bagian – bagian sebagai berikut:
    1. Selapis sel kulit, beberapa sel diantaranya memanjangmembentuk rizoid – rizoid  epidermis.
    2. Lapisan kulit dalam yang tersusun atas beberapa lapisan sel dinamakan korteks.
    3. Silinder pusat terdiri dari sel – sel parenkimatik yang memanjang dan berguna untuk   mengangkut air dan garam – garam mineral (makanan).
    Jadi pada tumbuhan lumut belum terdapat floem maupun xylem.
d. Daun lumut umumnya setebal satu lapis sel, kecuali ibu tulang daun, lebih dari satu lapis sel.   Sel –se l daun kecil , sempit panjang dan mengandung kloroplas yang tersusun seperti jala.
e. Pada tumbuhan lumut hanya terdapat pertumbuhan memanjang dan tidak ada pertumbuhan membesar.
f. Rizoid tampak seperti rambut / benang – benang , berfungsi sebagai akar untuk melekat pada tempat tumbuhnya dan menyerap air serta garam –garam mineral (makanan).
g. Struktur sporofit (sporogonium) tubuh lumut terdiri atas:
         1. Vaginula , kaki yang diselubungi sisa dinding arkegonium.
         2. Seta atau tangk
ai.
      
   3. Apofisis, yaitu ujung seta yang agak melebar yang merupakan peralihan antara seta dan kotak spora.
         4. Kaliptra atau tudung berasal dari dinding arkegonium sebelah atas menjadi tudung kotak spora.
         5. Kolumela, jaringan yang tidak ikut mengambil bagian dalam pembentukan spora.

 Reproduksi                                                                             

      Reproduksi lumut bergantian antara seksual dengan aseksualnya, reproduksi aseksualnya dengan spora haploid yang dibentuk dalam sporofit, sedangkan reproduksi seksualnya dengan membentuk gamet – gamet, baik gamet jantan maupun gamet betina yang dibentuk dalam gametofit. Ada 2 macam gametangium , yaitu sebagai berikut:
    1. Arkegonium adalah gametangium betina yang bentuknya seperti botol dengan bagian lebar yang disebut perut, bagian yang sempit disebut leher.
    2. Anteredium adalah gametangium jantan yang berbentuk bulat seperti gada. Dinding anteredium terdiri dari selapis sel sel yang mandul dan didalamnya terdapat sejumlah sel induk spermatozoid.
       Reproduksi aseksual dan seksual berlangsung secara bergantian melalui suatu pergiliran keturunan yang disebut metagenesis.
     Jika anteredium dan arkegonium berada dalam satu individu, tumbuhan lumut disebut berumah satu (monoesis) dan jika dalam satu individu hanya terdapat anteredium atau arkegonium saja disebut berumah dua (diesis).
Metagenesis
spora yang masak keluar dari kotak spora
dalam sporangium, sel induk spora membelah                                                        spora berkecambah menghasilkan filamen
secara reduksi menghasilkan 4 spora                                                                       bercabang-cabang (protonema)


hasil pembuahan (zigot) berkembang menjadi                                                         protoneme membentuk kuncup: tiap kuncup
sporangium                                                                                                              tunas tegak mirip daun bercabang-cabang
                                                                                                                                (tumbuhan lumut)
Pembuahan terjadi dengan perantara air
(gerak kemotaksis)
organ kelamin muncul diujung – ujung tunas,yaitu anteridium dan arkegonium

 Klasifikasi

      Digolongkan menjadi dua kelas , namun berdasarkan penelitian terbaru maka lumut dibagi menjadi tiga kelas yaitu music, hepaticeae, dan anthoceroraceae.

a. Lumut daun / bryophita

  Lumut daun merupakan lumut yang paling banyak dikenal.  Lumut daun banyak terdapat ditempat – tempat yang lembab, mempunyai struktur seperti akar yang disebut rizoid dan struktur seperti daun. Tubuh fase gametofit lumut daun memiliki gametangium dibagian atasnya. Kebanyakan spesies lumut menghasilkan gamet berbeda sehingga dapat dibedakan antara tumbuhan jantan dan betina. Akan tetapi ada juga yang menghasilkan anteridium dan arkegonium pada satu tumbuhan.
Tubuh fase sporofit yang dihasilkan  akan tumbuh di bagian atas tubuh gametofit betina. Sporofit akan terus menempel pada gametofit dan bergantung untuk memperoleh nutrisi.  Setelah dewasa sporofit akan berubah menjadi kcoklatan . sporofit dewasa terdiri dari kaki yang melekatkan sporofit  pada gametofit dan menyerap nutrisi  dari gametofit,seta atau batang , serta kapsul yang mengandung sel-sel sporogenik.  Jika spora lumut sampai ke lingkungan yang sesuai maka spora itu akan berkecambah dan tumbuh menjadi filament yang disebut protonema.
Siklus hidup lumut mengalami pergantian antara generasi haploid dengan diploid.
Sporofit pada umumnya lebih kecil , berumur pendek dan hidup tergantung pada gametofit. Contoh lumut ini antara lain: polytricum juniperinum, furaria, pogonatum cirratum, Aerobrysis longissima, dan lumut gambut sphagnum.


b. Lumut hati (hepaticeae)

Lumut hati mencapai 6.000 spesies tumbuhan tak berpembuluh. Bentuk tubuh gametofit lumut hati berbeda dengan lumut daun. Pada lumut hati tubuhnya tersusun atas struktur berbentuk hati pipih , diebut talus , yang tidak terdifrensiasi menjadi akar batang dan daun. Tubuhnya terbagi menjadi dua lobus sehingga tampak seperti lobus pada hati. Siklus hidup lumut ini mirip dengan lumut daun. Didalam spongaria terdapat sel yang berbentuk gulungan disebut alatera. Elatera akan terlepas saat kapsul terbuka , sehingga membantu memencarkan spora. Lumut ini juga dapat melakukan reproduksi dengan cara aseksual dengan sel yang disebut gemma, yang merupakan struktur seperti mangkok dipermukaan gametofit. Contoh lumut hati adalah Marchantia polymorpha dan porella.


c. Lumut tanduk (Anthocerotaceae)

Lumut tanduk mempunyai gametofit mirip dengan  lumut hati. Perbedaannya adalah terletak pada sporofit lumut ini mempunyai kapsul memanjang yang tumbuh seperti tanduk dari gametofit, masing – masing mempunyai kloroplas tunggal yang berukuran besar, lebih besar dari kebanyakan tumbuhan lumut.Contoh lumut tanduk adalah anthoceros laevis. Pada spesies ini , arkegonium dan anteridium melekat pada talus gametofit. Cirri unik dari lumut tanduk adalah sporofit akan terus menerus tumbuh selama masa hidup gametofit.












SEJARAH LUMUT
Lumut (Bryophytes) berasal dari bahasa Yunani bryon yang berarti tumbuhan lumut. Pada umumnya lumut berwarna hijau karena mempunyai sel-sel dengan plastid yang menghasilkan klorofil a dan b. jadi ,  lumut bersifat autotrof . tubuh lumut dapat dibedakan antara sporofit dan gametofitmya.  Berdasarkan struktur tubuhnya, ada ahli yang menganggap bahwa tumbuhan lumut berupa talus tetapi ada juga yang menganggap lumut telah berkurmus           ( mempunyai akar, batang dan daun). Lebih tepatnya lumut merupakan peralihan antara tumbuhan bertalus dengan tumbuhan berkormus. Ada ahli botani yang menganggap lumut merupakan perkembangan dari alga hijau yang berbentuk filament. Karena lumut belum mempunyai jaringan pengankut , maka air masuk ke tubuh lumut secara imbibisi.
Tumbuhan ini sudah menunjukkan diferensiasi tegas antara organ penyerap hara dan organ fotosintetik namun belum memiliki akar dan daun sejati. Kelompok tumbuhan ini juga belum memiliki pembuluh sejati. Alih-alih akar, organ penyerap haranya adalah rizoid (harafiah: "serupa akar"). Daun tumbuhan lumut dapat berfotosintesis. Tumbuhan lumut merupakan tumbuhan pelopor, yang tumbuh di suatu tempat sebelum tumbuhan lain mampu tumbuh. Ini terjadi karena tumbuhan lumut berukuran kecil tetapi membentuk koloni yang dapat menjangkau area yang luas. Jaringan tumbuhan yang mati menjadi sumber hara bagi tumbuhan lumut lain dan tumbuhan yang lainnya.
Dalam bahasa sehari-hari, istilah "lumut" dapat merujuk pada beberapa divisio. Klasifikasi lama pun menggabungkan pula lumut hati dan lumut tanduk ke dalam Bryophyta, sehingga di dalam Bryophyta terangkum lumut tanduk, lumut hati, dan lumut sejati (Musci). Namun, perkembangan dalam taksonomi tumbuhan menunjukkan bahwa penggabungan ini parafiletik, sehingga diputuskan untuk memisahkan lumut hati dan lumut tanduk ke luar dari Bryophyta. Di dunia terdapat sekitar 4.000 spesies tumbuhan lumut (termasuk lumut hati), 3.000 di antaranya tumbuh di Indonesia. Kebun Raya Cibodas di Jawa Barat memiliki "taman lumut" yang mengoleksi berbagai tumbuhan lumut dan lumut hati dari berbagai wilayah di Indonesia dan dunia




Lumut merupakan tumbuhan darat sejati, walaupun masih menyukai tempat yang lembab dan basah. Lumut yang hidup di air jarang kita jumpai, kecuali lumut gambut (sphagnum sp.).
Pada lumut, akar yang sebenarnya tidak ada, tumbuhan ini melekata dengan perantaraan Rhizoid (akar semu), olehkaren aitu tumbuhan lumut merupakan bentuk peralihan antara tumbuhan ber-Talus (Talofita) dengan tumbuhan ber-Kormus (Kormofita).
Lumut mempunyai klorofil sehingga sifatnya autotrof.
Lumut tumbuh di berbagai tempat, yang hidup pada daun-daun disebut sebagai epifil. Jika pada hutan banyak pohon dijumpai epifil maka hutan demikian disebut hutan lumut.
Akar dan batang pada lumut tidak mempunyai pembuluh angkut (xilem dan floem).
Pada tumbuhan lumut terdapat Gametangia (alat-alat kelamin) yaitu:
a. Alat kelamin jantan disebut Anteridium yang
menghasilkan Spermtozoid
b. alat kelamin betina disebut Arkegonium yang
menghasilkan Ovum
Jika kedua gametangia terdapat dalam satu individu disebut berumah satu (Monoesius). Jika terpisah pada dua individu disebut berumah dua (Dioesius).
Gerakan spermatozoid ke arah ovum berupakan Gerak Kemotaksis, karena adanya rangsangan zat kimia berupa lendir yang dihasilkna oleh sel telur.
Sporogonium adalah badan penghasil spora, dengan bagian bagian :
- Vaginula (kaki)
- Seta (tangkai)
- Apofisis (ujung seta yang melebar)
- Kotak Spora : Kaliptra (tudung) dan Kolumela (jaringan dalam kotak
spora yang tidak ikut membentuk spora). Spora lumut bersifat haploid.


CONTOH-CONTOH SPESIES LUMUT
a. Kelas HEPATICAE (lumut hati) :
Marchantia polymorpha >> bentuknya pipih seperti pita, dahulu digunakan untuk pengobatan hepatitis.
b. Kelas MUSCI (lumut daun) :
- Sphagnum fimbriatum
- Sphagnum acutilfolium
- Sphagnum squarrosum
- Sphagnum ruppinense
Semuanya dinamakan lumut gambut dan sering disterilkan dan digunakan orang sebagai pengganti kapas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar