Morfologi
dan Anatomi Lumut Kelas Bryopsida
Perbedaan lumut ini dengan lumut hati adalah karena
daun – daun terletak pada semua sisi sumbu utama sehingga disebutlah sebagai
lumut daun.
Gametofit terdiri dari :
- Protonema (benang yang bercabang banyak)
- Gametofora (batang dengan daun yang mengelilinginya)
Protonema
Protonema bryopsida dibedakan menjadi 3, yaitu :
- Protonema primer, berasal dari perkembangan spora dan bersifat haploid.
- Protonema sekunder, berasal dari jaringan vegetatif tumbuhan lumut ataupun dari perkembangan protonema primer.
- Protonema tersier yaitu bila berasal dari perkembangan protonema sekunder.
Semua protonema kaya akan kloroplas sehingga disebut
dengan kloronema. Pada umumnya protonema berumur pendek karena akan
segera membetuk banyak cabang hingga terbentuk tumbuhan lumut berdaun yang
baru.
Gametofora
Gametofora umumnya terdiri atas batang, daun, dan
risoid.
A. Batang
Panjang batang bervariasi begitu pula dengan bentuk
batang : bentuk bulat, sedikit bersegitiga, bulat panjang, dan segi banyak.
Pada umumnya batang tumbuh tegak, namun tetap ada pembagian batang berdasar
cara tumbuhnya, yaitu:
- Tegak (ortotrop) : pertumbuhan terbatas (acrocarp).
- Mendatar (plagiotrop) : pertumbuhan tak terbatas (pleurocarp).
Umumnya anatomi batang lumut ini adalah :
- Epidermis dengan sel – sel panjang dan berdinding tebal
- Korteks, berupa jaringan parenkimatis dengan rongga antar sel
- Silinder pusat
B. Daun
Umumnya terdiri dari 1 lapis sel, namun untuk ibu
tulang daun/costa umumnya tersusun oleh beberapa lapis sel. Ukuran daun
bervariasi. Sisi daun yang agak cekung dinamakan dengan sisi dalam (sisi
ventral), sisi aksial disebut sisi bawah (sisi dorsal). Terdapat 3 susunan daun
pada batang, yaitu:
- Daun bawah, pada bagian basal batang
- Daun tajuk tumbuhan (leaf blad), daun biasa
- Daun atas, melindungi alat kelamin disebut daun perichaetal.
Kedudukan daun pada batang selalu spiral.
C. Gametangium
Androsium (kelamin jantan) terdiri dari beberapa
anteridia yang dikelilingi oleh daun – daun perigonium dan parafisa. Sedangkan
Ginaesium (kelamin betina) terdiri dari beberapa arkegonia yang dikelilingi
daun – daun perichaetium. Di dalam perut Ginaesium terdapat sel telur.
D. Sporofit
Sporofit terdiri atas kaki, seta, dan kapsul. Kaki
berfungsi sebagai haustorium (struktur pengambil zat – zat makanan). Pada
kapsul (theca) terdapat spora, dan pada lubang bagian atas kotak spora
dinamakan stoma dan disekitarnya terdapat gigi – gigi peristoma. Peristoma
merupakan tonjolan yang berupa gigi atau rambut. Pada peristom yang terdiri
atas 2 baris dibedakan eksostom (gigi luar) dan endostom (gigi dalam).
Berdasarkan ada tidaknya gigi teristoma :
- Clistocarpi : tidak mempunyai peristoma
- Stegocarpi : mempunyai peristoma
Gigi peristoma dapat bergerak secara higroskopis
dengan gerakan menutup apabila udara lembab (sedikit angin untuk menerbangkan
spora) dan gerakan membuka apabila udara kering (banyak angin untuk
menerbangkan spora). Bagian antara kotak spora dan tutup kapsul (operculum)
disebut dengan anulus (cincin). Pada jenis tertentu operculum tidak
dijumpai.
E. Spora
Umumnya spora berupa sel tunggal dengan ukuran 1µ
hingga 200µ, dan rata – rata 10-20 µ. Bentuk spora bermacam – macam : bulat,
bulat memanjang, seperti ginjal, tetrahedris, dll. Dinding spora (sporodermis)
terdiri atas :
- Lapisan dinding luar : eksospor (exine) yang terbuat dari chitine, berwarna kuning cokelat dengan penabalan hyalin.
- Lapisan dinding dalam : endospor (intine) yang terbuat dari selulose.
Perbedaan spora dengan pollen adalah pada tanggung
jawabnya genetiknya untuk melakukan pembuahan. Spora tidak bertanggung jawab
sedangkan pollen bertanggung jawab.
Morfologi dan Anatomi Lumut Kelas Anthocerotopsida
Lumut kelas ini dahulu pernah bernama lumut hati bertanduk karena masih
termasuk dalam golongan lumut hati. Namun pada akhirnya diketahui bahwa baik
gametofit maupun sporofit dari lumut ini berbeda dengan golongan lumut hati.
Gametofit
Gametofit dari lumut ini berbetuk cakram, bersifat dorsiventral (dapat
dibedakan antara bagian dorsal/punggung dan ventral/perut )dan tidak memiliki
sisik. Di sini dijumpai adanya risoid yang halus seperti rambut. Jaringan
penyusun talus bersifat homogen, memiliki kloroplas dengan pyrenoid besar di
mana di dalam pirenoid terdapat beberapa granula. Organ seks tertanam pada
jaringan gametofit di sisi dorsal. Pada bagian ventral gametofit dijumpai
adanya stoma.
Sporofit
Sporofit kelas anthocerotopsida hanya terdiri atas kaki dan kapsul,
dengan kata lain tidak memiliki seta di mana bentuk kapsul adalah silinder
dengan panjang beberapa sentimeter. Pengamatan irisan melintang kapsul
menunjukkan adanya kelompok sel – sel steril di tengah – tengah yang disebut
kolumela. Kolumela dikelilingi oleh silinder berongga yang berisi elatera dan
spora yang biasanya berupa tetra spora. Struktur elatera memanjang ke seluruh
bagian kapsul. Di sebelah luar kapsul terdapat sel – sel epidermis (dinding
kapsul), dan umumnya terdapat stomata. Sporofit tidak bertangkai dan mempunyai
bentuk seperti tanduk, inilah yang membedakannya dengan sporofit kelas
hepaticopsida.
Klasifikasi
Terdapat 1 Ordo dalam kelas ini, yaitu Anthocerotales yang kemudian
terbagi lagi menjadi 2 suku, antara lain :
- Anthocerotaceae, memiliki sporofit di tengah kapsul dengan contoh spesies yang posisi sporogoniumnya tegak.
- Notothylaceae, memiliki sporofit di tepi kapsul dengan contoh spesies yang posisi sporogoniumnya mendatar.
LUMUT
TANDUK
Lumut tanduk
merupakan kelompok kecil yang berkerabat dengan byophyta lainnya tetapi cukup
berbeda untuk memisahkannya dalam kelas tersendiri yang mencakup kira-kira 300
spesies. Genus yang paling dikenal ialah Anthoceros, dan
spesies-spesiesnya agak umum dijumpai di tepi sungai atau danau dan acapkali
disepanjang selokan, tepi jalan yang basah atau lembab. Tubuh utama adalah
gametofitnya yang berwarna biru gelap, berlekuk-lekuk dan bentuknya agak bulat.
Sel-selnya biasanya mengandung satu kloroplas yang besar yang mencakup
pirenoid, yang diduga ada persamaan dengan pirenoid algae tertentu. Sporofit
biasanya kapsul berbentuk silinder yang berbentuk bulir dengan panjang beberapa
sentimeter, dan kadang-kadang sampai 5-6 cm. pangkal sporofit dibentuk dengan selubung
dari jaringan gametofit. Dasar kapsul meluas arah ke bawah sebagai kaki, suatu
organ yang melekat dan menyerap, terbena dalam-dalam di dalam jaringan
talusnya. Dalam beberapa segi, struktur kapsul Anthoceros menyerupai
kapsul lumut sejati.
Stuktur kapsul Anthoceros
dalam beberapa segi menyerupai kapsul tumbuhan lumut, suatu kondisi yang
dianggap sebagai suatu contoh untuk evolusi konvergen. Irisan melintang melalui
kapsul menunjukan kelompok sel-sel steril, yaitu kolumnela, di
tengah-tengah. Sekeliling kolumner terdapat silinder berongga yang berisi
elater dan tetrad spor-spora. Kedua struktur ini secara vertical memanjang ke
seluruh kapsul. Di luar ada zona sel-sel steril yang terlinung oleh epidermis
diselingi oleh stomata yang sama dengan stomata pada tumbuhan berpembuluh.
Adanya kloroplas dalam sel-sel daerah steril tadi menyebabkan sporofit matang
hampir seluruhnya tidak bergantung pada gametofit akan bahan makanan, meskipun
masih memerlukan air dan mineral dari gametofit. Bila menjadi matang, dinding
kapsul membelah menjadi dua katup dan spora-spora dilepaskannya.
Setelah beberapa
saat tumbuh, kapsul itu memanjang karena aktivitas daerah meristematik di
dasarnya. Zona ini menghasilkan semua macam sel yang terdapat dalam kapsul
matang jaringan steril dan jaringan penghasil spora. Jadi, selagi spora-spora
itu menjadi masak dan ditenaskan dari bagian atas kapsul, maka spora-spora baru
terus menerus dihasilkan di bawahnya. Pada beberapa spesies, kapsulnya terus
tumbuh dan membentuk spora-spora baru selama gametofit itu hidup.
Bangsa ini hanya
memuat beberapa marga yang biasanya dimasukan dalam satu suku saja yaitu suku Anthocerotae.
Berlainan dengan golonan lumut hati lainnya, sporogonium Anthocerothales
mempunyai susunan dalam yang lebih rumit.
Gametofit
mempunyai talus yang berbentuk cakram dengan tepi bertoreh, biasanya melekat
pada tanah dengan perantara rizoid-rizoid. Susunan talusnya masih sederhana.
Sel-selnya hanya mempunyai satu kloroplas dengan satu pirenoid yang besar,
hingga mengingatkan kita pada koloroplas sel-sel gangang. Pada sisi bawah talus
terdapat stoma dengan dua sel penutup yang berbentuk ginjal. Stoma itu kemudian
hampir selalu terisi dengan lender.
Beberapa anterodium terkumpul dalam satu
lekukan pada sisi atas talus, demikian pula arkogeniumnya. Zigo mula-mula
membelah menjadi dua sel dengan satu dinding pemisah melintang. Sel yang diats
terus membelah-belah dan merupakan sporogonium, yang bawah membelah-belah
merupakan kaki sporogonium. Sel-sel yang mempunyai kaki sporogonium. Berbentuk
sebagai rizoid, melekat pada talus gametofitnya.
Bagi sporogonium, kaki itu berfungsi sebagai
alat penghisap (Haustorium). Sporogonium tidak bertangkai, mempunyai bentuk
seperti tanduk, panjangnya 10-15 cm. jika telah masak pecah seperti buah polongan.
Sepanjang poros bujurnya terdapat jaringan yang terdiri dari beberapa deretan
sel-sel mandul yang dinamakan kolumela. Kolume itu diselubungi oleh
jaringan yang diselubungi oleh jaringan yang akan mengasilkan spora, yang
disebut arkespora. Selain spora, arkespora juga menghasilkan sel-sel
mandul yang dinamakan elatera.
Berbeda dengan lumut hati lainnya masaknya
kapsul spora pada sporogonium itu tidak bersama-sama, akan tetapi dimulai dari
atas dan berturut-turut sampai pada bagian bawahnya. Dinding sporogoni yang
mempunyai stomata dengan dua sel penutup dan selain itu sel-selnya mengandung
koloroplas.
Anthocerothales hanya terdiri dari satu suku yaitu suku Anthocerotaceae, yang
mencakup antara lain Anthoceros leavis, A. fusiformis, Notothylus valvata. Mempunyai
gametofit lumut hati; perbedaannya adalah terletak pada sporofit lumut ini
mempunyai kapsul memanjang yang tumbuh seperti tanduk dari gametofit, masing –
masing mempunyai kloroplas tunggal yang berukuran besar, lebih besar dari
kebanyakan tumbuhan lumut.Contoh lumut tanduk adalah anthoceros laevis.
Hornworts adalah sekelompok bryophytes, atau non-vascular plants, yang terdiri dari divisi Anthocerotophyta.
Nama umum yang merujuk kepada elongated seperti tanduk-struktur, yang merupakan
sporophyte. The flattened, tanaman hijau isi hornwort
adalah gametophyte tanaman. Hornworts dapat ditemukan di seluruh
dunia, namun mereka cenderung hanya tumbuh di tempat-tempat yang lembab atau
lembab.
Beberapa jenis
tumbuh dalam jumlah besar sebagai perkabungan kecil di kebun dan tanah yang
diolah bidang. Besar tropis dan sub-tropis jenis Dendroceros dapat
ditemukan tumbuh di kulit pohon.
PERANAN LUMUT
Sebenarnya
apakah peranan lumut bagi kehidupan kita? Sepintas kita melihat lumut seperti
tidak ada manfaatnya bagi kehidupan kita. Terlebihlebih jika lumut tumbuh di
kamar mandi atau di tembok-tembok rumah yang dapat menyebabkan pemandangan
menjadi tak sedap. Sebenarnya
lumut pun ada manfaatnya, ada suatu market substansiil yang mengumpulkan lumut dari yang liar. Penggunaan lumut tetap utuh terutama di florist trade dan untuk dekorasi rumah.
Lumut jenis Sphagnum juga komponen utama bahan bakar, yang mana ditambang untuk penggunaan sebagai bahan bakar, sebagai aditip lahan perkebunan, dan jelai bertunas dikeringkan pada pemroduksian Scotch Whisky.Sphagnum, biasanya jenis cristatum dan subnitens, dipanen selagi masih bertumbuh dan dikeringkan digunakan di kamar anak anak dan hortikultura sebagai medium pertumbuhan.
Lumut yang hidup di atas batu-batuan lama kelamaan akan menyebabkan batu hancur menjadi tanah karena rizoidnya dapat menembus permukaan batuan tersebut. Selanjutnya, secara bertahap akan membentuk tanah yang baru sebagai tempat untuk tumbuh tanaman lainnya, karena inilah lumut disebut sebagai vegetasi perintis.
Lumut yang hidup di hutan-hutan atau di atas permukaan tanah dapat
mencegah erosi, mengurangi bahaya banjir, dan mampu menyerap air sehingga dapat menyediakan air pada musim kemarau. Lumut yang sudah mati pun dapat dimanfaatkan menjadi penambat zat organik dalam tanah sehingga tanah tersebut akan menjadi subur dan cocok untuk tumbuhan lainnya.
Beberapa jenis lumut sudah dapat dimanfaatkan, misalnya Marchantia sebagai obat penyakit hati, Sphagnum sebagai bahan pembalut dan sumber bahan bakar.
lumut pun ada manfaatnya, ada suatu market substansiil yang mengumpulkan lumut dari yang liar. Penggunaan lumut tetap utuh terutama di florist trade dan untuk dekorasi rumah.
Lumut jenis Sphagnum juga komponen utama bahan bakar, yang mana ditambang untuk penggunaan sebagai bahan bakar, sebagai aditip lahan perkebunan, dan jelai bertunas dikeringkan pada pemroduksian Scotch Whisky.Sphagnum, biasanya jenis cristatum dan subnitens, dipanen selagi masih bertumbuh dan dikeringkan digunakan di kamar anak anak dan hortikultura sebagai medium pertumbuhan.
Lumut yang hidup di atas batu-batuan lama kelamaan akan menyebabkan batu hancur menjadi tanah karena rizoidnya dapat menembus permukaan batuan tersebut. Selanjutnya, secara bertahap akan membentuk tanah yang baru sebagai tempat untuk tumbuh tanaman lainnya, karena inilah lumut disebut sebagai vegetasi perintis.
Lumut yang hidup di hutan-hutan atau di atas permukaan tanah dapat
mencegah erosi, mengurangi bahaya banjir, dan mampu menyerap air sehingga dapat menyediakan air pada musim kemarau. Lumut yang sudah mati pun dapat dimanfaatkan menjadi penambat zat organik dalam tanah sehingga tanah tersebut akan menjadi subur dan cocok untuk tumbuhan lainnya.
Beberapa jenis lumut sudah dapat dimanfaatkan, misalnya Marchantia sebagai obat penyakit hati, Sphagnum sebagai bahan pembalut dan sumber bahan bakar.
Peran tumbuhan lumut dalam ekosistem
Tumbuhan lumut
memiliki peran dalam ekosistem sebagai penyedia oksigen, penyimpan air (karena
sifat selnya yang menyerupai spons), dan sebagai penyerap polutan.
Tumbuhan ini juga
dikenal sebagai tumbuhan perintis, mampu hidup di lingkungan yang kurang
disukai tumbuhan pada umumnya.
Beberapa tumbuhan
lumut dimanfaatkan sebagai ornamen tata ruang. Beberapa spesies Sphagnum
dapat digunakan sebagai obat kulit dan mata.
Tumbuhan lumut
yang tumbuh di lantai hutan hujan membantu menahan erosi, mengurangi bahaya
banjir, dan mampu menyerap air pada musim kemarau.
Ciri – Ciri Tubuh
a. Sel – sel penyusun tubuhnya telah
memiliki dinding sel yang terdiri dari selulosa.
b. Pada semua tumbuhan yang tergolong lumut terdapat persamaan bentuk susunan gametangiumnya(anteredium ,maupun arkegonium)terutama susunan arkegoniumnya, mempunyai susunan yang khas yang sering kita jumpai pada tumbuhan paku(pteridophyta).
c. Batang dan daun pada tumbuhan lumut yang tegak memiliki susunan yang berbeda – beda, jika batangnya dilihat secara melintang tampak bagian – bagian sebagai berikut:
b. Pada semua tumbuhan yang tergolong lumut terdapat persamaan bentuk susunan gametangiumnya(anteredium ,maupun arkegonium)terutama susunan arkegoniumnya, mempunyai susunan yang khas yang sering kita jumpai pada tumbuhan paku(pteridophyta).
c. Batang dan daun pada tumbuhan lumut yang tegak memiliki susunan yang berbeda – beda, jika batangnya dilihat secara melintang tampak bagian – bagian sebagai berikut:
1. Selapis sel kulit, beberapa sel
diantaranya memanjangmembentuk rizoid – rizoid epidermis.
2. Lapisan kulit dalam yang tersusun atas beberapa lapisan sel dinamakan korteks.
3. Silinder pusat terdiri dari sel – sel parenkimatik yang memanjang dan berguna untuk mengangkut air dan garam – garam mineral (makanan).
Jadi pada tumbuhan lumut belum terdapat floem maupun xylem.
2. Lapisan kulit dalam yang tersusun atas beberapa lapisan sel dinamakan korteks.
3. Silinder pusat terdiri dari sel – sel parenkimatik yang memanjang dan berguna untuk mengangkut air dan garam – garam mineral (makanan).
Jadi pada tumbuhan lumut belum terdapat floem maupun xylem.
d. Daun lumut umumnya setebal satu
lapis sel, kecuali ibu tulang daun, lebih dari satu lapis sel. Sel
–se l daun kecil , sempit panjang dan mengandung kloroplas yang tersusun
seperti jala.
e. Pada tumbuhan lumut hanya terdapat pertumbuhan memanjang dan tidak ada pertumbuhan membesar.
f. Rizoid tampak seperti rambut / benang – benang , berfungsi sebagai akar untuk melekat pada tempat tumbuhnya dan menyerap air serta garam –garam mineral (makanan).
g. Struktur sporofit (sporogonium) tubuh lumut terdiri atas:
1. Vaginula , kaki yang diselubungi sisa dinding arkegonium.
2. Seta atau tangkai.
3. Apofisis, yaitu ujung seta yang agak melebar yang merupakan peralihan antara seta dan kotak spora.
4. Kaliptra atau tudung berasal dari dinding arkegonium sebelah atas menjadi tudung kotak spora.
5. Kolumela, jaringan yang tidak ikut mengambil bagian dalam pembentukan spora.
e. Pada tumbuhan lumut hanya terdapat pertumbuhan memanjang dan tidak ada pertumbuhan membesar.
f. Rizoid tampak seperti rambut / benang – benang , berfungsi sebagai akar untuk melekat pada tempat tumbuhnya dan menyerap air serta garam –garam mineral (makanan).
g. Struktur sporofit (sporogonium) tubuh lumut terdiri atas:
1. Vaginula , kaki yang diselubungi sisa dinding arkegonium.
2. Seta atau tangkai.
3. Apofisis, yaitu ujung seta yang agak melebar yang merupakan peralihan antara seta dan kotak spora.
4. Kaliptra atau tudung berasal dari dinding arkegonium sebelah atas menjadi tudung kotak spora.
5. Kolumela, jaringan yang tidak ikut mengambil bagian dalam pembentukan spora.
Reproduksi
Reproduksi lumut bergantian antara seksual dengan aseksualnya, reproduksi
aseksualnya dengan spora haploid yang dibentuk dalam sporofit, sedangkan
reproduksi seksualnya dengan membentuk gamet – gamet, baik gamet jantan maupun
gamet betina yang dibentuk dalam gametofit. Ada 2 macam gametangium , yaitu
sebagai berikut:
1. Arkegonium adalah gametangium betina yang bentuknya seperti botol dengan bagian lebar yang disebut perut, bagian yang sempit disebut leher.
2. Anteredium adalah gametangium jantan yang berbentuk bulat seperti gada. Dinding anteredium terdiri dari selapis sel sel yang mandul dan didalamnya terdapat sejumlah sel induk spermatozoid.
Reproduksi aseksual dan seksual berlangsung secara bergantian melalui suatu pergiliran keturunan yang disebut metagenesis.
Jika anteredium dan arkegonium berada dalam satu individu, tumbuhan lumut disebut berumah satu (monoesis) dan jika dalam satu individu hanya terdapat anteredium atau arkegonium saja disebut berumah dua (diesis).
1. Arkegonium adalah gametangium betina yang bentuknya seperti botol dengan bagian lebar yang disebut perut, bagian yang sempit disebut leher.
2. Anteredium adalah gametangium jantan yang berbentuk bulat seperti gada. Dinding anteredium terdiri dari selapis sel sel yang mandul dan didalamnya terdapat sejumlah sel induk spermatozoid.
Reproduksi aseksual dan seksual berlangsung secara bergantian melalui suatu pergiliran keturunan yang disebut metagenesis.
Jika anteredium dan arkegonium berada dalam satu individu, tumbuhan lumut disebut berumah satu (monoesis) dan jika dalam satu individu hanya terdapat anteredium atau arkegonium saja disebut berumah dua (diesis).
Metagenesis
spora
yang masak keluar dari kotak spora
dalam sporangium, sel
induk spora membelah spora
berkecambah menghasilkan filamen secara reduksi menghasilkan 4 spora bercabang-cabang (protonema)
hasil pembuahan (zigot) berkembang menjadi protoneme
membentuk kuncup: tiap kuncup
sporangium tunas
tegak mirip daun bercabang-cabang
(tumbuhan
lumut)
Pembuahan terjadi dengan perantara air
(gerak
kemotaksis)
organ kelamin muncul diujung –
ujung tunas,yaitu anteridium dan arkegonium
Klasifikasi
Digolongkan menjadi dua kelas , namun berdasarkan penelitian terbaru maka
lumut dibagi menjadi tiga kelas yaitu music, hepaticeae, dan anthoceroraceae.
a. Lumut daun / bryophita
Lumut daun merupakan lumut yang paling banyak
dikenal. Lumut daun banyak terdapat ditempat –
tempat yang lembab, mempunyai struktur seperti akar yang disebut rizoid dan
struktur seperti daun. Tubuh fase
gametofit lumut daun memiliki gametangium dibagian atasnya. Kebanyakan spesies
lumut menghasilkan gamet berbeda sehingga dapat dibedakan antara tumbuhan
jantan dan betina. Akan tetapi ada juga yang menghasilkan anteridium dan
arkegonium pada satu tumbuhan.
Tubuh fase sporofit yang dihasilkan
akan tumbuh di bagian atas tubuh gametofit betina. Sporofit akan terus
menempel pada gametofit dan bergantung untuk memperoleh nutrisi. Setelah dewasa sporofit akan berubah menjadi
kcoklatan . sporofit dewasa terdiri dari kaki yang melekatkan sporofit pada gametofit dan menyerap nutrisi dari gametofit,seta atau batang , serta
kapsul yang mengandung sel-sel sporogenik.
Jika spora lumut sampai ke lingkungan yang sesuai maka spora itu akan
berkecambah dan tumbuh menjadi filament yang disebut protonema.
Siklus hidup lumut mengalami pergantian antara generasi haploid dengan diploid.
Sporofit pada umumnya lebih kecil , berumur pendek dan hidup tergantung pada gametofit. Contoh lumut ini antara lain: polytricum juniperinum, furaria, pogonatum cirratum, Aerobrysis longissima, dan lumut gambut sphagnum.
Siklus hidup lumut mengalami pergantian antara generasi haploid dengan diploid.
Sporofit pada umumnya lebih kecil , berumur pendek dan hidup tergantung pada gametofit. Contoh lumut ini antara lain: polytricum juniperinum, furaria, pogonatum cirratum, Aerobrysis longissima, dan lumut gambut sphagnum.
b. Lumut hati (hepaticeae)
Lumut hati mencapai 6.000 spesies tumbuhan tak berpembuluh. Bentuk tubuh
gametofit lumut hati berbeda dengan lumut daun. Pada lumut hati tubuhnya
tersusun atas struktur berbentuk hati pipih , diebut talus , yang tidak
terdifrensiasi menjadi akar batang dan daun. Tubuhnya
terbagi menjadi dua lobus sehingga tampak seperti lobus pada hati. Siklus hidup
lumut ini mirip dengan lumut daun. Didalam spongaria terdapat sel yang
berbentuk gulungan disebut alatera. Elatera akan terlepas saat kapsul terbuka ,
sehingga membantu memencarkan spora. Lumut ini juga dapat melakukan reproduksi
dengan cara aseksual dengan sel yang disebut gemma, yang merupakan struktur
seperti mangkok dipermukaan gametofit. Contoh lumut hati adalah Marchantia
polymorpha dan porella.
c. Lumut tanduk (Anthocerotaceae)
Lumut tanduk mempunyai gametofit mirip dengan lumut hati. Perbedaannya adalah terletak pada sporofit lumut
ini mempunyai kapsul memanjang yang tumbuh seperti tanduk dari gametofit,
masing – masing mempunyai kloroplas tunggal yang berukuran besar, lebih besar
dari kebanyakan tumbuhan lumut.Contoh
lumut tanduk adalah anthoceros laevis. Pada spesies ini , arkegonium dan anteridium melekat
pada talus gametofit. Cirri unik dari lumut tanduk adalah sporofit akan terus
menerus tumbuh selama masa hidup gametofit.
SEJARAH LUMUT
Lumut (Bryophytes) berasal dari bahasa Yunani bryon yang berarti
tumbuhan lumut. Pada umumnya lumut berwarna hijau karena mempunyai sel-sel
dengan plastid yang menghasilkan klorofil a dan b. jadi , lumut bersifat autotrof . tubuh lumut dapat
dibedakan antara sporofit dan gametofitmya.
Berdasarkan struktur tubuhnya, ada ahli yang menganggap bahwa tumbuhan
lumut berupa talus tetapi ada juga yang menganggap lumut telah berkurmus ( mempunyai akar, batang dan daun). Lebih
tepatnya lumut merupakan peralihan antara tumbuhan bertalus dengan tumbuhan
berkormus. Ada ahli botani yang menganggap lumut merupakan perkembangan dari
alga hijau yang berbentuk filament. Karena lumut belum mempunyai jaringan
pengankut , maka air masuk ke tubuh lumut secara imbibisi.
Tumbuhan ini sudah menunjukkan
diferensiasi tegas antara organ penyerap hara dan organ fotosintetik
namun belum memiliki akar
dan daun sejati.
Kelompok tumbuhan ini juga belum memiliki pembuluh sejati. Alih-alih akar,
organ penyerap haranya adalah rizoid (harafiah: "serupa
akar"). Daun tumbuhan lumut dapat berfotosintesis. Tumbuhan lumut
merupakan tumbuhan pelopor, yang tumbuh di suatu tempat sebelum tumbuhan lain
mampu tumbuh. Ini terjadi karena tumbuhan lumut berukuran kecil tetapi
membentuk koloni yang dapat menjangkau area yang luas. Jaringan tumbuhan yang
mati menjadi sumber hara bagi tumbuhan lumut lain dan tumbuhan yang lainnya.
Dalam bahasa sehari-hari, istilah
"lumut"
dapat merujuk pada beberapa divisio. Klasifikasi lama pun menggabungkan pula lumut hati
dan lumut
tanduk ke dalam Bryophyta, sehingga di dalam Bryophyta terangkum lumut
tanduk, lumut hati, dan lumut sejati (Musci). Namun, perkembangan dalam
taksonomi tumbuhan menunjukkan bahwa penggabungan ini parafiletik,
sehingga diputuskan untuk memisahkan lumut hati dan lumut tanduk ke luar dari
Bryophyta. Di dunia terdapat sekitar 4.000 spesies tumbuhan lumut (termasuk
lumut hati), 3.000 di antaranya tumbuh di Indonesia. Kebun Raya Cibodas di Jawa Barat
memiliki "taman lumut" yang mengoleksi berbagai tumbuhan lumut dan lumut hati
dari berbagai wilayah di Indonesia dan dunia
Lumut merupakan tumbuhan darat sejati, walaupun masih
menyukai tempat yang lembab dan basah. Lumut yang hidup di air jarang kita
jumpai, kecuali lumut gambut (sphagnum sp.).
Pada lumut, akar yang sebenarnya tidak ada, tumbuhan
ini melekata dengan perantaraan Rhizoid (akar semu), olehkaren aitu tumbuhan
lumut merupakan bentuk peralihan antara tumbuhan ber-Talus (Talofita) dengan
tumbuhan ber-Kormus (Kormofita).
Lumut mempunyai klorofil sehingga sifatnya autotrof.
Lumut tumbuh di berbagai tempat, yang hidup pada
daun-daun disebut sebagai epifil. Jika pada hutan banyak pohon dijumpai epifil
maka hutan demikian disebut hutan lumut.
Akar dan batang pada lumut tidak mempunyai pembuluh
angkut (xilem dan floem).
Pada tumbuhan lumut terdapat Gametangia (alat-alat
kelamin) yaitu:
a. Alat kelamin jantan disebut Anteridium yang menghasilkan Spermtozoid b. alat kelamin betina disebut Arkegonium yang menghasilkan Ovum |
|
Jika kedua gametangia terdapat dalam satu individu
disebut berumah satu (Monoesius). Jika terpisah pada dua individu disebut
berumah dua (Dioesius).
Gerakan spermatozoid ke arah ovum berupakan Gerak
Kemotaksis, karena adanya rangsangan zat kimia berupa lendir yang dihasilkna
oleh sel telur.
Sporogonium adalah badan penghasil spora, dengan
bagian bagian :
- Vaginula (kaki)
- Seta (tangkai)
- Apofisis (ujung seta yang melebar)
- Kotak Spora : Kaliptra (tudung) dan Kolumela (jaringan dalam kotak
spora yang tidak ikut membentuk spora). Spora lumut bersifat haploid.
- Vaginula (kaki)
- Seta (tangkai)
- Apofisis (ujung seta yang melebar)
- Kotak Spora : Kaliptra (tudung) dan Kolumela (jaringan dalam kotak
spora yang tidak ikut membentuk spora). Spora lumut bersifat haploid.
CONTOH-CONTOH SPESIES LUMUT
a. Kelas HEPATICAE (lumut hati) :
Marchantia polymorpha >> bentuknya pipih seperti pita, dahulu digunakan untuk pengobatan hepatitis.
Marchantia polymorpha >> bentuknya pipih seperti pita, dahulu digunakan untuk pengobatan hepatitis.
b. Kelas MUSCI (lumut daun) :
- Sphagnum fimbriatum
- Sphagnum acutilfolium
- Sphagnum squarrosum
- Sphagnum ruppinense
Semuanya dinamakan lumut gambut dan sering disterilkan dan digunakan orang sebagai pengganti kapas.
- Sphagnum fimbriatum
- Sphagnum acutilfolium
- Sphagnum squarrosum
- Sphagnum ruppinense
Semuanya dinamakan lumut gambut dan sering disterilkan dan digunakan orang sebagai pengganti kapas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar